"sertakan jika ingin beristilah"

Sabtu, 17 November 2012
Beginilah selalu biasanya proses mereka. Mereka mulai kamu libatkan dengan aktivitas-aktivitasmu. Mereka lalu 'disekolahkan' kemana-mana. Mereka lalu keras kepala sepertimu, merasa benar sendiri sepertimu. Keras hati karena ditempa oleh keras kehidupan. Keras pikir karena merasa bahwa hidup yang kamu lakoni adalah yang paling keras. Mereka mulai sepertimu, kepala batu! Angkuh seangkuh-angkuhnya!

Lalu mereka mulai meninggalkan bangku kuliah sambil berkata, "Selamat tinggal neraka pendidikan! Aku akan mencari ilmu di tengah-tengah masyarakatku!"
Lalu mereka juga akan meninggalkan dan memutuskan ikatan keluarga sambil berkata, "Aku hanya kebetulan lahir dalam garba kalian, dari air mani kalian, tapi akulah si anak zaman!"

Bertahun-tahun mereka menempa diri mereka untuk semakin menjadi batu. Persis seperti kamu! Persis seperti orang-orang sebelummu! Mungkin ada benarnya hal seperti itu ditempuh. Mungkin dengan cara seperti itu mental-mental baja ditempa. Tapi kamu dan mereka mengidap penyakit paling akut yang tidak diragukan lagi tingkat bahayanya..
Pertama, kamu dan mereka merasa menjadi pahlawan, dan merasa paling benar!
Kedua, yang akan membuatmu sinting adalah karena kamu dan mereka tidak pernah tahu apa yang terjadi di tingkat puak-puakmu.
Kamu, siapa yang menggerakkan? Mengapa mereka menggerakkanmu? Kamu dan mereka mungkin akan bilang: diri kami sendiri, sebab kami orang merdeka!

Kamu tegang. Kamu marah. Kamu tidak bisa apa-apa. Kamu seperti yang lainnya, terjebak dalam kubangan aneh. Dalam sebuah lumpur peristiwa yang akan terus melucuti seluruh energimu. Kamu telah menghancurkan berhala lamamu, tapi meringkuk dan memberikan sujudmu pada berhala lain yang tidak kalah angkernya.

Beginilah yang kamu rasakan...
Tengkukmu terasa sakit. Kamu semakin jarang tidur. Matamu terasa sangat panas. Tulang belakangmu seperti mengencang. Urat-urat di wajahmu menegang. Telingamu terasa kaku. Lehermu tidak bisa dipakai untuk menoleh dengan sempurna.
Dan beginilah yang kamu rasakan...
Kamu mulai susah mencerna sesuatu. Kamu mulai kehilangan kemampuan membedakan warna-warna benda. Kamu mulai gampang lupa, apakah keran di kamar mandi sudah dimatikan? Apakah tombol lampu sudah dimatikan? Dimanakah kamu letakkan kunci kamarmu? Dimanakah kamu letakkan dompetmu? Dimanakah kamu letakkan catatan harianmu? Dimanakah kamu?

Kamu menyadari, sebuah badai besar akan menggulungmu dalam waktu dekat.
Tulang punggungmu semakin terasa sakit. Tidurmu semakin tidak tenteram. Tengkukmu semakin kencang menajam. Beberapa bagian tubuhmu mulai gerak sendiri. Tubuhmu mulai goyah. Kamu mulai tidak bisa membedakan mana fajar mana sore. Kamu mulai tidak bisa menangkap percakapan-percakapan dengan baik. Kamu mulai asing dengan berita-berita panjang. Dan ini yang kamu ingat terakhir kali sebelum kamu melengking dan ambruk setelah tujuh hari sama sekali tidak bisa tidur: apakah lampu di kamarmu sedang menyala atau padam?!
Tubuhmu melayang. Tubuhmu berat. Peristiwa-peristiwa datang sepotong-sepotong. Masa sekarang dan masa lalu. Semua terserpih. Kamu sering mendengar suara-suara. Suara-suara masa sekarang dan suara-suara masa lampau. Semua terpilin aneh.

0 komentar:

Posting Komentar