"gambar diri"

Selasa, 14 September 2010

Waktu kecil, ibu bilang aku anak yang nakal plus bandel..tapi tampang masih imut. Nah..sekarang? Ya begini...tampan,,dan bersahaja. hahahaa.. gubrak!



Cerita cinta
  1. Balita|Suka sama Tanteku sendiri, bis cantik nan lembut n sering gendong-gendong aku. haha..
  2. Bangku TK|Mulai curi-curi pandang terhadap lawan jenis tapi nggak berani bilang suka. Sekarang orangya dah maried n punya momongan, terakhir denger kabar dah punya dua momongan.
  3. Bangku SD|Masih satu sekolah dengan cinta saat dibangku TK, masih menyimpan rasa suka sampe kelas empat, kelas lima dan enam beralih ke gadis yang lain. hihi..
  4. Bangku SMP|Kelas satu dan dua cuek terhadap wanita, memasuki kelas tiga mulai meraba dunia percintaan. Boleh dibilang saat SMP adalah cinta pertamaku, dulu nembaknya pake surat. Beuh....nyentrik! Suratnya tuh aku titipin temenku, nggak taunya mampir-mampir kemana-mana. Alhasil, seluruh warga sekolah termasuk bapak dan ibu guru tahu, nggak tau tuh bisa mpe kaya gitu. Soalnya perempuan yang aku suka dan aku kirimin surat tanpa tanda pernyataan cinta masuk dalam kategori bunga sekolah. Wajah cantik mirip Juli Esteh. Mangstaplah pokoknya...sainganku dulu seorang aparat negara, nggak tau alesannya apa tapi aku memenangkan pemilihan kandidat pria yang bersanding disisinya. hahaha.. Dia memiliki semacam geng, terdiri dari lima perempuan dengan nama ADELY(Atika, Deni, Erlina, Linda, dan Yuyun). Nah, perempuanku namanya Erlina. Kalo lagi jalan, pasti rombongan kaya mau arisan, kelima perempuan turut ambil bagian bersama pasangannya masing-masing. Atika-NN(lupa namanya), Deni-Opik, Erlina-Fauza("Osa", nama panggilanku dirumah), Linda-Bayu, Yuyun-Arifin. Kami para cowok ga terlalu deket, sekedar say "Hai" aja. Tapi kami saling kenal satu sama lain. Dari awal aku dan Erlina dah berkomitmen bahwa ketika perpisahan sekolah hubungan kami berhenti sampai disitu saja. Dan pada waktu yang telah di agendakan, hal itu bener-bener terjadi. Kami putus.
  5. Bangku SMA|Kelas satu, dalam satu kelasku ada lima perempuan yang suka. Nggak nyangka kan? sama! Aku sempat jadian dengan salah satu dari mereka, namanya Putri. Dia asal Jakarta, sebenernya dia satu SMP denganku. Dia kelas F dan aku kelas B. Temen satu bangkuku di SMA namanya Agung, dia juga asal Jakarta. Setiap pulang sekolah aku selalu di ajak Agung mampir ke rumah Putri sekedar maen. Tujuan Agung kesana karena ayah Agung menitipkan Agung di Jogja sama Ibunya Putri. Jadi setiap pulang sekolah aku dan Agung selalu mampir untuk maen, pulang dari rumah Putri sore jam empat-an, lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan. Nah...cerita bermula dari waktu pulang sekolah. Setiap pulang sekolah aku pasti pulang akhir, karena ada latihan akustik dengan temen-temen satu kelas, ketika itu mendekati ulang tahun sekolah jadi tiap kelas wajib menampilkan perwakilan kelasnya untuk berpartisipasi meramaikan ulang tahun sekolah. Sebelum jam latihan, aku dan temen-temen lain asik bercandaan, Putri ketika itu ada tepat dibelakangku. Tanpa sengaja aku nyenggol di bagian dadanya dan putri menjerit. Sontak aku langsung minta maaf. Sore hari jam empat, aku pulang dan ga mampir rumah Putri seperti biasanya karena dah sore. Sesaat sampai dirumah aku kepikiran kejadian tadi siang, akhirnya aku mutusin untuk membeli sebuah coklat Tobleton ukuran kecil yang mau aku kasih ke Putri sebagai ungkapan permintaan maaf. Keesokkan harinya pada jam istirahat kedua, aku memberanikan diri untuk memberikan coklat itu kepada Putri dan sekali lagi meminta maaf. Sepulang sekolah aku dan Agung mampir ke rumah Putri, bla,,bla,,bla,,waktu sore jam empat kami pamit pulang. Agung keluar duluan dan aku masih sibuk rapihin tas dan buku-buku. Disamping pintu ketika aku akan melangkah keluar, tiba-tiba Putri nyamperin dan narik tanganku kembali masuk ke dalam rumah, dia berdiri tepat di depanku masih memegang tanganku, dan bilang "Apa maksud kamu ngasih aku coklat, Sa?" Aku kaget dengan pertanyaan Putri yang tiba-tiba itu, trus aku bilang "Itu tanda permintaan maafku kemaren aku merasa bersalah dengan tidak sengaja nyenggol.", Putri kembali menanggapi jawabanku dan bilang "Aku nggak percaya kalo cuma itu, Sa. Kenapa sebenernya, ayo bilang aja..." Tanggapan Putri termasuk dalam kategori memancing hasrat seorang pria. haha.. Aku kembali menjawab pertanyaannya dengan jawaban yang sama tapi Putri tetap memaksaku untuk mengatakan hal yang lain dan aku tau apa jawaban yang ingin Putri dengar dari mulutku. Dan akhirnya, dengan tanpa rencana dan rasa bersalah aku bilang, "Itu karena aku sayang sama kamu, Put." (hhiiiaaaaaaaaa,,,,,,,,gubrak!!) ngomong apa aku barusan!!! Gila! kaga ada rencana, kaga ada niat, tau-tau bilang sayang!! Putri kembali melontarkan pertanyaan kepadaku, "Sejak kapan kamu suka sama aku, Sa?" Aku jawab, "Sejak SMP, Put. Dulu kan kamu masih berstatus pacaran jadi aku diem aja nggak ngambil langkah PDKT." Yang bikin aku terkejut lagi, setelah aku jawab pertanyaannya Putri bilang, "Aku juga, Sa. Aku sayang sama kamu." Huuuaaaaaaaaa,,,,,,!!! Mampus mati kutu!! Bodohnya aku nggak nanya balik sejak kapan Putri juga sayang sama aku!! Tapi yasudahlah, nasib orang sapa yang tau. Aku punya pacar!!! hhahaha... Memasuki kelas dua, aku masih deket dengan Agung. Gengku saat itu adalah Agung, Rendi(adeknya Agung),Opik, Lupus (kakaknya Putri), dan Satrio. Loh koq ada Opik? Ya...dunia hanya selebar daun kelor ketika itu. Agung dan Rendi ternyata tetanggaan sama Opik di Jakarta, Opik masih pacaran sama Deni (Geng waktu SMP). Usut punya usut, Lupus pacaran sama mantanku di SMP Erlina, Agung pacaran sama Yuyun yang termasuk Geng mereka waktu SMP. Ketika jalan aku kembali bertemu dengan cinta lamaku namun dengan pasangan baruku. hahaha....Ribet!! Lama kelamaan Memasuki kelas dua, aku putus sama Putri tapi hubungan baik tetap terjalin antara aku, Putri, dan Ibuya Putri beserta keluarga. Aku masih sering maen kesana seperti yang lalu. Nah...waktu kelas dua aku jadian sama tiga perempuan, Kikis (anak Kalimantan) yang sempat bertahan dua tahun, Winda dan Elisa (made in lokal) yang merupakan hubungan singkat, kurang lebih dua bulan aja.
  6. Bangku Kuliah|Wanita yang membuatku tertarik pertama kali adalah Lulu. Tapi nggak kesampaian alias cintaku kandas di tengah jalan. Beruntungnya aku, dah sempet mengutarakan perasaanku meski ditolak. huhuhuu... Lama kuliah, akhirnya aku menemui masa jemu. Aku memutuskan untuk pergi keliling Jawa, mulai dari Jakarta, Bandung, Ngawi, Magetan, Madiun, dan seterusnya sampai ke Surabaya. Perjalanan itu menghabiskan waktu dua minggu. Kembali ke Jogja dengan pikiran yang fresh!! Memasuki semester empat aku jadian dengan NN(lupa namanya, dia asal Madiun), tapi hubunganku sama dia cuma bertahan empat bulan. Trus jadian lagi dengan Sinta (made in Jogja), anak kampus UNY. Pacaran cuma enam bulan. Trus jadian sama komputer...selama tiga bulan alias jadi maniak game. Mendekati semester akhir, aku kembali dihadapkan dengan posisi yang membuat aku selalu nyaman. Charity, perempuan yang sempat menjadi bagian angan-anganku. Loh koq cuma angan? Lah nggak sempat jadian..., aku telat satu bulan. Dia udah jadian sama temanku sendiri...mulai dari aku pendekatan sampai tau kalo dia udah jadian membuat aku down. Kaget dan kurang bisa menerima kenyataan, tapi apa boleh dikata semua sudah terjadi dan nggak mungkin aku tetep maksain diri buat masuk. Posisi yang berat, hehe. Aku masih tetap beruntung, karena aku telah mengutarakan perasaanku secara langsung dan gamblang tanpa ada yang ditutup-tutupi. Charity menerima ungkapan perasaanku dengan tangan terbuka dan hangat.., beratnya menjadi manusia yang terbatas. huhuhu... Setelah aku sedikit bisa melepaskan perasaanku, aku sadar aku harus tetap melangkah ke depan dan tidak boleh terkungkung pada situasi ini. Aku mulai menyibukkan diri dengan kegiatan kesenian dan kegiatan UKM yang aku ikuti. Banyak menyita pikiran dan tenaga membuatku semakin ringan dan menghilangkan waktu untuk sekedar memikirkan yang telah lalu. Nah....ketemu deh dengan Arianne. hahaha...perjuangan yang begitu berat! Sampai-sampai segala segi kemanusiaanku di uji, dalam perjuangan mandapatkan cinta seorang perempuan harus benar-benar totalitas. Aku berhasil juga bukan karena aku saja, ada banyak pihak yang ikut mendukung dalam prosesnya. Ada Embe, Armstrong, Kuman, Diaz, Bayu, Budi, Owner nya Ratri, Afghi, Tomi, dan lain-lain.., terimakasih. haha.. Hubunganku dengan Arianne sudah lewat dari satu tahun, semua sudah saling kenal baik dari keluargaku dan juga sebaliknya. Tidak ada tujuanku selain ingin selalu membuatmu bahagia. Terimakasih atas semua yang kamu berikan, menjadikan pelajaran berharga buatku.
Tampang

Setelah lulus kuliah, muka yang dulunya dah berantakan menjadi lebih berantakan. hahaha... tumbuh rambut dimana-mana. Mau dipotong tapi sayang, nggak dipotong koq terlalu tampan. wkwkwkwk...gubrak! Bisa jadi saat ini merupakan peralihan dari muda ke jenjang dewasa. Saatnya menjadi Jendralnya Jendral!!


salam dari yang tampan. :)

"eifel"

Rabu, 08 September 2010





what a wonderful world..

some kind of wonderful..

"paris"


Ini lukisan berwarna pertamaku.., sedikit berantakan sehhh. Tapi lumayanlah untuk pemula. hehehe..
Dalam lukisan ini berpesan bahwa aku punya kepengenan besar untuk pergi dan tinggal di Paris, ada gambar menara eifel warna hitam di pojok kanan bawah..itu maksudnya menara eifel bukan menara listrik.
Warna merah berarti semangat membaraku untuk tinggal disana, warna kuning adalah aura murni menandakan tulusnya niatku untuk tinggal disana.
Semoga impianku tercapai, doakan saya!!!

"i love you came too late"


Fiuuhh..
menghela nafas saat sekarang..., ada guna atau pun tidak aku ga tau.., buat nenangin diri sendiri lebih tepatnya.

Udah lama banget ga ngobrol...ketemu langsung (jikalau beruntung), setelah semua kelihatan hasilnya seperti apa dan sekarang yang aku lakukan selalu membahas dulu...dulu..dan dulu. Sebenernya aku belum ketemu dengan apa penyebab semuanya, apa yang dipersalahkan, apa yang perlu aku terima. Aku bisa menyikapi itu dengan ini, hayooo...apa yang dimaksud "ini" dan apa yang dimaksud "itu" ??? Ga taukan...???? sama.

Satu hal yang berpengaruh adalah bahwa aku belum bisa merelakan semua dan itu sebabnya masih ada keinginan untuk memperbaiki. Tapi masih menunggu kesempatan dan berhitung peluang. hahaha..

Tante Diana...dimana koe...???

Telfon ga ya...telfon ga ya...telfon ga ya...

Nada telfonku masuk sudah terdengar, tapi koq ga diangkat2...
"Halo...." terdengar suara diseberang menjawab telfonku.
"Halo, Tante.. Lagi sibuk ga?"
"Ga.., kenapa? Tumben telfon tante, ga nulis diary lagi Tuan Diary Man..???"
"Hahaha..., ga, Tante. Untuk sekarang aku perlu Lisan Diary neh."
"Kenapa lagi..., crita..crita.." Tante Diana menanggapi permintaanku dengan hangat.
"Begini,. Jenggot sama kumisku mulai panjang, Tante."
"Kamu mulai syndrome lagi, yah? Maen ke rumah Tante aja."
"Tuh kan, mana bisa dalam waktu dekat? Jauh.., dah beda benua. Ini aja masih beruntung bisa telfon. Kalo masih di Jakarta seh bisa-bisa aja, lagipula aku pengen tinggal sekitar 2 bulanan, bukan cuma sekedar 1-2 hari. Kalo Tante pulang juga cuma seminggu trus cabut lagi."
"Iya, Tante tahu."
"Lah? Trus?"
"Lewat telfon aja kalo begitu."
Aku mengiyakan saran Tante Diana, dan mulai bercerita semuanya.
Setelah bercerita panjang lebar, sedikit lega dan sudah tidak terlalu berat. Aku beranjak menjerang air dan mulai menyeduh segelas kopi untuk menemaniku malam ini. Fikiranku masih saja perempuan itu, belum bisa hilang.
Aku mulai mengaktifkan ponselku, ada 2 pesan masuk. satu dari seorang sahabat yang mengajakku jalan malam ini, tapi sekarang sudah larut dan waktunya sudah lewat, maafkan aku kawan. Satu pesan lagi dari kamu, sekedar menyapa, dan aku memutuskan untuk membalas pesan dari kamu. Padahal dalam beberapa hari terakhir ini kamu menyibukkanku dengan bayang-bayang masa lalu. Aku pikir-pikir, ketika kamu melintas di otakku, selang beberapa hari kamu datang dengan pesan damaimu untuk menenangkan aku.
Seperti yang sudah terlewat, kamu akan kembali menghilang, lagi.

"i saw you"

Selasa, 07 September 2010

Hanya sekumpulan, atau bisa dibilang geng. Aku kurang memperhatikan kamu saat itu. Dalam satu kelas dan bermaksud menuntut ilmu. Sudah lama menjalani rutinitas yang sama menjadikan semuanya hanya seperti biasa saja. Tidak terkandung maksud, tidak terkandung unsur, tidak terkandung senyawa, tidak juga terkandung perhatian tertentu yang tertuju padamu.

Rutinitasku adalah dua kali seminggu melihat senyum dan keceriaan yang selalu kamu tunjukan kepada semua. Asik bercanda, ngebanyol, dan tanpa aku sadari kamu telah membuatku merasa bahwa dalam waktu satu minggu ada sesuatu yang aku butuhkan untuk menghiasi warna fikirku sehari hari.

Mulai dari mencari tahu nama, memperhatikan karakter kamu, memprediksi jalan fikiran kamu. Bayang-bayang yang aku dapat adalah apa yang membuatku selalu positif, entah itu semua tentang kamu ataupun pengaruh yang aku dapatkan.

Kamu saat itu masuk dalam kategori “apa yang membuat otakku berfikir”.

Banyak yang selalu ingin aku share dan pertanyakan.

Apa sekarang ini kamu masih ingat waktu aku bercerita dengan back sound Norah J.?

Apa kamu masih mengenal tante Diana?

Apa kamu masih mengenang seduhan teh hangat yang selalu kamu beri setiap pagi?

Pernah terlintas cerita tentang sudut mataku ketika kamu datang dan duduk disampingku?

Nothing was like you.

Inspiratif, aku menyebutnya seperti itu.

"berbalik arah tanpa rambu"

Kembali aku dihadapkan pada situasi yang memojokkanku.
Begitu membuat emosiku terpancing.
Aku tidak nyaman dengan sebutan-sebutan yang sering kamu dan kalian tujukan padaku.
Aku bukannya tidak ingin menghargai perhatianmu, aku bukannya tidak ingin berbagi cerita denganmu, aku bukannya tidak ingin merasakan beban yang ada padamu. Sungguh aku mau untuk semua itu.
Banyak hal yang menjadi pertimbangan buatku. Suatu keputusan harus aku ambil pada posisi yang sulit buatku. Selalu terjepit, dan kamu datang selalu pada waktu ini, dan kamu
selalu seperti ini.
Aku tidak bermaksud apa-apa, mendengar semua yang ada, seharusnya tidak ku biarkan kamu datang lagi.

Aku rasa kamu tahu apa yang kamu rasakan, begitu sulitkah untukmu mengatakannya.
Aku tahu apa yang sedang aku rasakan. Namun, aku belum sanggup mengatakan karena memang aku belum bisa untuk itu. Kamu tahu ini !

Ada dua hal yang sama dan aku dalam posisi yang sama. Dalam waktu yang sama!

Okeh.., aku harus berfikir.
Berfikir..,berfikir..,dan berfikir!

"tipis"

Habis sudah berbatang-batang rokok di kamar ini. Kepul asap semakin tebal. Jendela aku tutup, pintu aku tutup. Berharap tinggi dengan ini. Lama dinanti tak kunjung tinggi. Berapa kadar nikotin dalam rokok yang sudah aku habiskan? Belum cukup untuk membuatku tinggi?

Apakah aku berjalan lambat menuju kesana? Merangkak hingga tak kulihat ujungnya? Terlihat sama ceritanya dengan batang rokok terpotong lewat nafasku. Meninggi namun aku tetap berdiam diri. Hanya menambah tinggi, tinggi, dan tinggi lagi.

Pioner dan tangkas menggagas tiap batang selanjutnya. Hisapan terakhir dalam satu batang begitu hangat menyentuh bibirku. Rasa dan aroma serta tegang bercampur. Terus, terus dan terus menghisap tiap kenikmatannya. Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat. Begitu dalam lumpur yang aku pijak hingga aku tidak bisa lepas darinya. Mencari-cari apa yang bisa aku pegang, aku pijak, namun semua yang terasa hanya kental dan basah.

Semua sudah mulai menjauh, apa yang selama ini aku pegang. Semua yang ada disekitarku menjauh. Suatu bentuk ganti dari ini. Tuang segelas letihku di dalam note ku. Betolak antara di luar sana dan di dalam sini. Udara jelas berbeda, aku masih tetap saja sama.

Aku pikir tidak ada perubahan dari hari ke hari. Satu minggu....,hmm...sama saja. Tetap aku ini adanya. Sedikit saja lebih bisa mengerti akan ini. Sedikit.

"surga kecilku di Jakarta"

Pegal, hanya itu yang kurasakan saat ini. Setelah seharian aku duduk di dalam kereta dari Jogja menuju Jakarta untuk menemui Tante Diana.
Diperjalanan, sebelum sampai aku menghubungi temanku yang ada disana.
Bunben, namanya.
"Halo, bos."
"oiy, elu. Ada apa bos?" Dia menjawab dengan nada kaget.
"Aku sekarang dalam perjalanan ke Jakarta, 2 jam lagi aku sampai. Lagi sibuk order?"
"Hmm..."
"Oiy..!?" Aku kembali menegurnya yang seakan bengong.
"Yah?" Jawabnya singkat.
"Gimana, kosong ga?"
"Gampang bos, bisa diatur."
"Makasih, bos."
Kami saling memanggil bos, memang itu panggilan akrab kami.
Bunben adalah mahasiswa teknik disalah satu Universitas di Jakarta, dia tidak melanjutkan studinya lantaran orang tuanya meninggal. Dia keluar saat dalam penggarapan skripsi, semester akhirlah...
Tapi saat aku bertanya kenapa tidak dilanjutkan saja, dia pasti menjawab 'hidup adalah pilihan, bos.'
Saat ini dia bekerja sebagai supir taksi, aku mengenalnya saat ke Jakarta besama Tante Diana. Langganan taksi Tante Diana jika pulang Jakarta. Orangnya asyik diajak ngobrol, ramah, dan baik. Sekarang dia punya 2 orang anak...
Tanpa aku bilang mau kemana dia sudah tahu,
"Gmn bos, seperti biasa?" Tiba-tiba dia berhenti disebuah toko.
"Oke, tunggu sebentar." Aku keluar taksi dan berjalan menuju toko itu untuk membeli bir dan beberapa makanan kecil dan rokok. Aku bejalan kembali menuju taksi dan melanjutkan perjalanan ke rumah Tante Diana. Aku sengaja tidak memberi tahu ke Tante Diana kalau aku akan ke Jakarta hari ini.

Turun di depan rumah Tante Diana, masih sama. Dengan suasana sepi, bersama teriknya mentari siang ini. Berdiri sambil membenarkan posisi ranselku di gang yang kanan kirinya tertata rapih rumah-rumah. Melengok-lengok memperhatikan situasi di kanan kiri, hanya terlihat tukang bakso keliling yang menjajakan dagangannya dan mobil yang terparkir di depan rumah Tante Diana. Sepi...

Aku bergegas masuk, pintu tidak terkunci dan aku melihat di dalam Tante Diana sedang tertidur ditemani televisi yang masih menyala.
"Permisi..." Dengan suara pelan.
"Tante..." Dia tidak terbangun.
Aku langsung ke dapur mengambil gelas dan menuju ke belakang rumah, aku duduk di kursi kecil dengan meja bulat di tengahnya. Rumah ini membuatku sangat tenang, kebun asri di belakang rumah yang sengaja di bangun oleh Tante Diana. Dia adalah fans berat bunga mawar, mulai dari mawar lokal hingga mawar dari luar negeri ada disini. Lengkap deh.., dengan bermacam-macam warna dan suara gemercik kolam kecil memanjang di tengah-tengah kebunnya. Tiap sudut terbalut tembok tinggi berhiaskan tanaman rambat. Semua tertata rapi.

Terduduk tenang sambil menikmati minuman yang aku beli di toko tadi. Waktu menunjukan hampir jam 3 sore, badanku masih lemas karena cape'.
"Kamu." Suara lirih sambil menahan serak karna habis tidur dengan muka berantakan.
"Eh, tante dah bangun..." Dengan suara terbata-bata aku menjawab.
"Kenapa tidak kasih kabar kalau kamu mau kesini?, kan bisa dijemput sama Pak Kus" Pak Kus adalah orang yang dipercaya Tante Diana untuk mengurus kebunnya.
"Maaf Tante.." Aku menjawab sambil tersenyum.
"Kamu kena sydrome asmara lagi?" Bernada mengejek.
hahahaha...,aku tertawa sambil menawarkan minuman kepadanya. Dia menggeleng dan kembali masuk.
Sesaat setelah pandangan mataku kembali ke arah kebun dia kembali dengan membawa sebuah gelas berisi kotak-kotak kecil es.
"Loh.., katanya tidak mau."
"Males ah kalau pake bekas kamu." Kita berdua tertawa..

Setelah Tante Diana duduk dan kami menikmati minuman bersama, aku langsung menceritakan semuanya. Dia adalah pendengar yang sangat baik buatku, aku nyaman bercerita semua dengannya. Lepas dan tidak ada beban.

"Yaudah, sekarang kamu mandi dulu sana. Terus rehat, nanti malam temani aku."
"Kemana?"
"Nanti saja aku ceritakan. Udah mandi buruan, terus rehat."

Yah, dia memang tidak pernah menawariku makan di rumahnya. Dan aku tahu nanti malam aku akan diajak kemana.

"saat cerita sudah terlewat"

Dorong kanan, dorong kiri, mpe pegel dorong-dorong mobil yang belum dipasang rodanya.
Siang bolong, panas-panas ga ada mendung ga ada angin. Yang ada di otak hanya minuman dingin!!!

Sejenak ingin meninggalkan semua yang ada di depan, kembali berfikir bahwa jalan yang ditentukan adalah langkah demi langkah dan itu sudah terlihat di depan mata. Usaha demi usaha, sabar dan harus lebih sabar, berjuang dan harus tetap berjuang.

Kadang semua yang di harap jauh tersisih karena kejanggalan muncul acap kali dalam bentuk tindakan yang kurang sejalan. Seluruh bentuk penolakan yang ada, menjadi berbanding terbalik. Saling tolak menolak, dalam artian bahwa bentuk yang berlawanan memberikan dukungan di sisi yang lain. Duh,,,bingung ga lu?
sama! Gue juga bingung!!

Atas dasar keyakinan akan sesuatu yang terpilih.
Terpilih untuk tonggak dan dasar alasan memilih jalan keyakinan yang selanjutnya.

Waduh,,,,semakin ga jelas!!

Tapi memang begitu adanya, manusia hanya mampu merencanakan dan berusaha semaksimal mereka bisa.

Sebait kisah selalu ada yang terlangkahi antara dua keong, ga semua dapat saling di bicarakan. Heran sendiri dengan yang sudah terjadi dan sedang terjadi. Kadang muncul juga rasa aneh yang berlebihan terhadap hal-hal yang belum terjadi dan rasa itu sering terbukti. Karena jalan pikirannya yang membawaku kesana. Kesana untuk tertawa, kesana untuk terdiam, kesana untuk merasa tenang, kesana untuk marah, kesana untuk mengeluh, kesana untuk sakit, kesana untuk tabah dan kesana untuk selalu bersyukur.

Semua kemampuan manusia ada batas wajarnya.

"berat di nada C"

Enggan untuk bertanya atas maksud kamu. Keterbukaan yang mungkin akan di ungkap sangat berat aku terima. Pantas ga sih aku tetep kekeh dengan apa yang aku pertahankan? Selama ini aku tahu tingkah dan polah beserta embel-embelnya. Tapi aku berasa begitu bodoh menyikapi semuanya. Satu sikap yang mungkin terasa sesuai adalah menerima apa yang sudah dan akan terjadi.

Kehilangan hak dan jati diri mungkin bisa lebih memahami semuanya. Mengesampingkan keinginan di atas harapan yang aku ungkap sebelum kamu tahu itu benar adanya.

Jika aku orang laen yang mampu memperhatikan dan mengerti aku sepenuhnya,,,aku akan bilang bahwa kamu adalah manusia rendah yang ga bisa mempertahankan diri kamu sendiri. Apa yang bisa kamu lakukan,,?? Ga ada yang bisa kamu lakukan !! Kamu tuh lemah !!

Okey,,,aku terima itu di nalarku atas pandangan kamu. Beberapa hal yang akan tetap aku ingat adalah kamu telah mampu menjelaskan dan mengajarkan aku arti "cinta itu apa". Sedikit bereksperimen dengan nalar, dan ternyata memang ga pake nalar. Rieut lah pokoknya !!

Semua yang ada di kamu berbentuk semu. Semu untukku dan semua orang, kecuali.

Kamu cinta sama dia, kamu selalu bilang perjuangkan cinta semaksimal mungkin. Posisiku bertolak belakang dengan kamu. Kl emang gitu aku memperhambat perjuangan kamu dunk,,,??? Untuk lebih memudahkan pejuang kita yang satu ini mending aku mundur aj,,,, kamu ga ada niat untuk cinta sama aku kan? Jalani hidup kamu itu semu buatku!!! aku kaya berhubungan sama makluk halus!!! artinya kamu ga nyata buatku !!! Percuma jika aku tetep berusaha semampuku,,,eh tapi ternyata kamu sebaliknya,,,!!! ya ga??? diem,,
pertanyaanku,,,,
kamu masih mau ga berusaha lagi,,,!!!???
kita,,,excellent!!
yaudah,,,
aku ga mau jadi beban lagi buat kamu,,,kl emg aku jadi beban.
senyum tok,,,piye toh??

Aku emg terkesan ga tegas,,,soalnya ketegasan yang bakal aku kasih itu sifatnya sedikit memaksa. Kl aku tegas sama kamu aku bakal menuntut buat kamu,,,,maksa kamu soalnya.

Aku belum cinta sama dia??? Lagian dia dah punya cow,,,temenku sendiri,,,!!!
So buat apa??
Ga tahu !!!

Piye??

Maksudnya kamu sama dia belum jelas??
Jadi kalo dah jelas enak dan enteng pergi dari aku??
Anjing banget sih!!!!

Trus??

Kamu tuh kl di ajak ngobs serius mah ga pernah merhatiin,,,!!!
Trus piye iki,,,???
Lanjut saiki !!!

wah,,,pending meneh,,,

berkelanjutan di tempat laen,,,hayoo aja,,,

Trus piye meneh??
Aku masih mau berusaha untuk lanjut,,,kamu? Lanjut!
Okeh,,,
Aku banyak kekurangan,,,,saling koreksi untuk hal ini.
Semuanya jelas dan enak kl di omongin baek-baek, aku sangat setuju dengan itu.

Untuk kelanjutannya, aku akan kurang untuk ngomong. Soalnya kalo aku terus-terusan ngomong ujung-ujungnya cuma mu bela diri. So, udah cukup jelas. Sama-sama berusaha, aku percaya kamu bisa. Semangat,,,semangat,,!!!!
Mohon dukungannya !!! Doakan saya !!!
aaahahahhahahahaaa,,,
sip !!

"depan belakang itu berbeda"

Ilmu terapan waktu di SD kadang kepake waktu kita dah merasa dewasa.
Banyak dasar_dasar yang berpotensi untuk berkembang dalam otak,,sebagai contohnya emosional efect yang mungkin waktu kita dah merasa dewasa sangat menuntut untuk bertentangan dengan keadaan.

Kedekatan atmosfer lingkungan dengan kegiatan berpengaruh besar terhadap EQ.

Ngomong opo to kowe!!!!

Refisi,,,refisi,,,dan refisi lagi,,,,lagi-lagi refisi,,,!!!!
Kehendak yang laen memang kadang ga sama dengan kehendak sendiri,,,sanggup bersesuaian dalam keadaan terpepet dan mengandung beberapa maksud tertentu yang coba untuk di capai. Kesesuaian yang ada tidak menutup kemungkinan akan berlawanan jika memang sudah di luar batas toleransi.

Usaha manusia untuk mengartikan sebuah kedewasaan berbeda-beda. Kita ambil contoh seorang manusia mencoba untuk bersabar dan menerima semua keadaan yang sudah dan akan diambil. Dari sudut pandangnya dia menganggap telah sesuai dan benar dalam keputusan sikap yang dia ambil, laen pandangan dengan orang yang berperan sebagai obyeknya. Mereka beranggapan sikap itu lebih kepada keanehan dan salah.
Anggapan yang keluar adalah Dia itu polos atau bego??

Perbedaan pandangan itu muncul dikarenakan berbeda dalam mengartikan sikap.
Kadang kadar penerimaan seorang manusia memiliki tingkat lebih, dalam artian dia mampu untuk menerima semua yang ada dan yang dia fikirkan setelah itu adalah bagaimana cara dia menghadapi keadaan yang sudah dia telaah sebelumnya.

itu ajalah,,,yang punya laptop dah mu make,,,jadi sebagai peminjam yang baek berkewajiban untuk mengembalikan.
hehehe

"an error has occured while attempting to update!!"

mie,,,licin. mie,,konsen. mie,,french. mie,,Chinese.
dari mana pun banyak macamnya,,,
jualan,,,jualan,,,
mari,,,ubah hidup anda dalam dunia instan,,,,tapi kalian ajah,,,gw mah ogah!

banyak kemalasan yang datang dalam hidup kalian,,,banyak diantara kalian justru menikmati instanism,,,
sedikit lah kalian berfikir atas jalan yang kalian ambil,,
pembodohan global,,,pemanjaan potensi,,,penguburan jati diri,,
ga ada hal instan yang bertahan lama dan mampu kita jalani dengan damai, terkecuali pandangan memang sudah mati.

bukan maksud menyampaikan benci atau pun penolakan,,namun semua ada konsekuensi yang menjadi buntut penyesalan,

mungkin ini ada pengaruh terhadap kejiwaan yang ada dan berbeda pada setiap manusia.
pemenuhan hasrat,,,dan keinginan tidak ingin repot dengan objek.

hargai dan jiwai proses,,,jalani dengan semua yang bisa kita lakukan,
bukan untuk mempersulit,,tapi memang itu kodratnya,,,
dalam artian bahwa semua goals yang ingin kita capai adalah memuat usaha dan celahnya di setiap langkah,
DEADLINE!!!!!

"eagggaaallaaahh...."

Minggu, 05 September 2010
Kelihatannya sudah sangat lama ga ada kabar dan angan-angan ataupun membayangkan yang dulu pernah menghangatkan hati, ini koq tiba-tiba melintas! Heran aja.., padahal dah lama banget n aku dah enggan buat mikirin itu. Dah cukuplah dulu ngrasain sakitnya,,,ngrasain berbunga...,ngrasain tenang nan ayem. Barusan kepikiran...eh trus deg-degan. Ini kenapa yah??

Jujurnya...dulu yang pernah aku rasain sama perempuan itu sangat tulus n bener-bener jadi semangat buatku pribadi..

Dulu tuh...mpe yakinnya...ngrasain dia tuh bener-bener ga ada negatifnya. Ngebayangin aja seneeeeenggg betul...apa lagi ketemu plus ngobrol. waaahhh..lega pol deh. Ga ada matinya lah...

Ya seperti rutinitas yang sudah-sudah...perasaan ini cuma sementara...bertahan berapa detik aja.

ada satu note yang aku buat khusus buat kamu...sekedar untuk mengingatkan maksudnya. :D
tapi spenggal aja ya ..
"Ceritakan semua yang kamu tujukan padaku.
Heran, aku selalu merasa ragu.
Aku kembali jatuh di waktu ini.
Ragu yang ku rasakan ternyata memang beralasan.
Indahnya rasa ini mengesampingkan apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Tinggalkan sejenak kehangatanmu untukku.
Yah, aku akan terima meski itu meninggalkan luka buatku."

Waaaahhh...bisa jadi momentum romantika masa lalu yang kembali menggema saat bulan sedang merindu...

Kalo sekarang mah dah ada lagunya...ya sudahlah..yang sudah ya sudah...yang belum ya belum..

melo lagi...lagi melo...melo-melo lagi...lagi-lagi melo...
Tatap semangatlah buat ke depan...banyak pelajaran yang aku dapat dari proses hubungan antara aku dan kamu tanpa dirinya.