"tipis"

Selasa, 07 September 2010
Habis sudah berbatang-batang rokok di kamar ini. Kepul asap semakin tebal. Jendela aku tutup, pintu aku tutup. Berharap tinggi dengan ini. Lama dinanti tak kunjung tinggi. Berapa kadar nikotin dalam rokok yang sudah aku habiskan? Belum cukup untuk membuatku tinggi?

Apakah aku berjalan lambat menuju kesana? Merangkak hingga tak kulihat ujungnya? Terlihat sama ceritanya dengan batang rokok terpotong lewat nafasku. Meninggi namun aku tetap berdiam diri. Hanya menambah tinggi, tinggi, dan tinggi lagi.

Pioner dan tangkas menggagas tiap batang selanjutnya. Hisapan terakhir dalam satu batang begitu hangat menyentuh bibirku. Rasa dan aroma serta tegang bercampur. Terus, terus dan terus menghisap tiap kenikmatannya. Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat. Begitu dalam lumpur yang aku pijak hingga aku tidak bisa lepas darinya. Mencari-cari apa yang bisa aku pegang, aku pijak, namun semua yang terasa hanya kental dan basah.

Semua sudah mulai menjauh, apa yang selama ini aku pegang. Semua yang ada disekitarku menjauh. Suatu bentuk ganti dari ini. Tuang segelas letihku di dalam note ku. Betolak antara di luar sana dan di dalam sini. Udara jelas berbeda, aku masih tetap saja sama.

Aku pikir tidak ada perubahan dari hari ke hari. Satu minggu....,hmm...sama saja. Tetap aku ini adanya. Sedikit saja lebih bisa mengerti akan ini. Sedikit.

0 komentar:

Posting Komentar